Siswa dan Siswi SMK Negeri 4 Kota Serang Melaksanakan Kegiatan Jum’at Bersih
Regional
Redaksi
Trending
SERANG – Produksi beras di Provinsi Banten pada 2025 mengalami surplus. Jumlah produksi yang melampaui kebutuhan konsumsi masyarakat membuat stok menumpuk hingga puluhan ribu ton di gudang Perum Bulog.
Di Gudang Bulog Serang tercatat stok beras mencapai 24 ribu ton, sementara di Gudang Bulog Lebak-Pandeglang terdapat empat ribu ton. Jumlah tersebut belum termasuk cadangan gabah yang juga melimpah. Kondisi ini menjadi perhatian serius Komisi II DPRD Banten.
Ketua Komisi II DPRD Banten, Iip Makmur, mengapresiasi ketersediaan cadangan beras tersebut. Menurutnya, surplus ini mencerminkan keberhasilan ketahanan pangan di Banten. Namun ia menegaskan, stok beras tidak boleh hanya tersimpan di gudang, melainkan harus segera disalurkan kepada masyarakat.
“Produksi beras kita tidak memiliki masalah, bahkan surplus. Pekerjaan rumahnya berada di distribusi. Stok tidak boleh tersimpan hanya di gudang Bulog, tetapi harus segera didistribusikan,” ujar Iip saat meninjau Gudang Bulog Cabang Lebak-Pandeglang di Kecamatan Malimping, Jumat (26/9/2025).
Iip mengingatkan bahwa beras memiliki masa simpan terbatas. Jika terlalu lama disimpan, kualitasnya bisa menurun hingga berpotensi berjamur dan tidak layak konsumsi.
“Kalau kita biarkan, stok bisa menjadi tidak layak konsumsi. Ini harus menjadi perhatian,” tegasnya.
Komisi II DPRD Banten mendorong Bulog bersama pemerintah daerah memperluas distribusi beras, baik melalui program bantuan pangan maupun membuka peluang ekspor. Selain itu, verifikasi penerima bantuan juga harus terus diperbarui agar distribusi tepat sasaran.
Politisi PKS tersebut menambahkan, Bulog tetap harus menyerap gabah petani meski stok beras saat ini melimpah.
“Bulog harus tetap menyerap gabah sesuai harga pembelian pemerintah, Rp6.500 per kilogram. Mereka tidak boleh berhenti dengan alasan stok melimpah,” pungkasnya. (Advertorial)