Warga RT 04 Cisait Puri Pratama Gelar Halal Bihalal Penuh Keakraban
Regional
Redaksi
Trending
Penulis: M. Ishom el-Saha
Najdah bin Amir al-Harury adalah tokoh Khawarij yang memiliki doktrin siapapun yang berseberangan dengan kelompoknya adalah halal darahnya. Dia dapat disebut tokoh penting di balik sejarah kelam genosida dalam Islam. Semua ingin dibantai dan dilenyapkan dari muka bumi, terkecuali pengikut sektenya.
Sahabat Rasulullah SAW yang masih hidup di jaman itu tak satupun yang menyukai gaya-gaya ekstrem Najdah bin Amir. Termasuk sahabat yang bernama Ibnu Abbas. Hingga suatu saat Ibnu Abbas menerima surat dari Najdah bin Amir yang memuat 4 pertanyaan penting yang diminta untuk dijawab.
Pertama, apakah Rasulullah Saw pernah melawan serangan pasukan perempuan? Kedua, apakah Rasulullah Saw pernah melukai mereka? Ketiga, apakah Nabi pernah memukul anak kecil? Keempat, sampai usia berapa seorang anak disebut yatim? kelima, siapa pengganti penerima harta rampasan sesudah Rasulullah Saw, wafat?
Sebelum Ibnu Abbas menulis surat balasan untuk Najdah bin Amir, beliau menyempatkan diri berbicara di hadapan murid-muridnya. “Wahai kaum muslimin, saya walaupun tidak senang dengan sikap ekstremnya tapi saya ingin membalas suratnya. Sebab Najdah bin Amir ketika menulis suratnya juga berkata kata di hapadan pengikutnya, yuuk, kita buktikan! Apakah Ibnu Abbas orang alim? Sehingga akan membalas surat Al-Harury yang tak disukainya?
Ibnu Abbas benar-benar membuktikan bahwa beliau adalah orang berilmu, sehingga walaupun terhadap lawan tetapi belau tetap merespon baik asalkan berhubungan dengan ilmu dan agama?
Beliau kemudian menulis surat balasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Najdah bin Amir. Dalam surat balasan itu Ibnu Abbas menuliskan jawaban.
Surat itu kemudian dikirimkan kepada Najdah bin Amir sebagai balasan seorang berilmu kepada orang yang masih berhajat kepada ilmu dan kebenaran. Walaupun Ibnu Abbas sebetulnya paham bahwa Najdah bin Amir tidak akan mengamalkan ilmu yang disampaikannya. Sebab tokoh Khawarij ini adalah tokoh yang menghalalkan praktek genosida.
Oleh sebab itu, ikutilah jejak Ibnu Abbas bukan jejak Najdah bin Amir al-Harury.! (OPINI)
Regional
Redaksi
Made With ❤ CopyrightⒸ2022 Cadasbanten.co.id