Regional
Redaksi
Trending
SERANG – Simpul Madani Serang (SMS) berkolaborasi dengan Ikatan Cendikiawan Muslim se Indonesia (ICMI) Orwil Banten menyelenggarakan diskusi publik secara virtual bertajuk Peluang dan Tantangan Pemberdayaan Masyarakat Pontang, Tirtayasa, dan Tanara (Pontirta) melalui zoom meeting, Sabtu, (26/2/22) setelah sebelumnya SMS melakukan diskusi Kajian Madani Serang Berkemajuan (Kamisan) bertema Mengembalikan Peradaban Banten dari Kampung Tirtayasa Desember lalu.
Hadir dalam kesempatan tersebut beberapa narasumber diantaranya; Rektor Untirta Fatah Sulaiman, Bappeda Banten Zainal Muttaqin, PhD. Eden Gunawan Ketua Harian Perkumpulan Urang Sunda, Sekdis Bappeda Kab. Serang, Freddy Lamhot Sinurat dan Desty Eka Putri Simpul Madani Serang. Bertindak sebagai Keynote Speaker Rizqullah Thohuri yang juga merupakan wakil ketua ICMI Banten.
Desty Eka Putri sebagai satu-satunya pembicara perempuan dalam diskusi public tersebut menyampaikan bahwa dalam sebuah pembangunan daerah haruslah bersifat inklusi tak terkecuali kelompok perempuan dalam pembangunan desa. Desty juga menambahkan bahwa dalam poin ke-5 Sustainable Development Goals (SDGs) disebutkan tentang desa ramah perempuan, “SDGs Desa bisa menjadi alat tagih kelompok perempuan untuk dapat terlibat lebih dalam merumuskan pembangunan. Perempuan harus dapat mengartikulasikan beutuhan-kebutuhannya dan untuk sampai ke sana dibutuhkan pendampingan yang berkelanjutan.
Madrasah Anggaran warga Desa (Mawar Desa) diharapkan menjadi platform belajar bersama, sekolah para calon pemimpin lokal perempuan desa dalam mengawal pembangunan desa di dua desa piloting yaitu Domas Dan Tirtayasa. Harapan dan atau output baik dari kegiatan ini adalah Meningkatnya kapasitas Perempuan Desa, Tumbuhnya kuantitas perempuan dalam forum-forum Desa, Usulan Pembangunan dapat ramah dan pro GESI, Terbukanya akses informasi dana desa, Hilangnya Gap kesenjangan, dan Meningkatnya keterlibatan perempuan /optimalnya anggaran pengembangan kapasitas perempuan Desa (Gender Budget)
Dalam kegiatan yang berlangsung 3 jam tersebut sebagai penutup Desty Menyampaikan bahwa harapan baik dari kegiatan advokasi ini adalah Mendorong adanya Perda/ Perbup terkait pengarusutamaan partisipasi perempuan dalam perencanaan, Pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan di desa atau adanya Perdes/ Perkades tentang Desa Ramah Perempuan.
Rizqullah sebagai pembicara kunci menguatkan dalam paparannya bahwa belum paralelnya antara pembangunan infrastruktur dengan pembangunan manusia,
“Masyarakat Pontirta masih jauh tertinggal dalam hal SDM, dengan begitu berdampak pada kesejahteraan.”
Riz juga berharap terjadinya pelibatan parapihak untuk dapat mempercepat perubahan dan cita-cita bersama menuju Gerbang Emas Pontirta. (dep)
“.
Regional
Redaksi
Made With ❤ CopyrightⒸ2022 Cadasbanten.co.id