Regional
Redaksi
Trending
SERANG – Simpul Madani Serang (SMS) selengarakan diskusi Kajian Madani Serang Berkemajuan (Kamisan) Rabu, (01/12) secara virtual melalui zoom meeting. Tema yang diusung pada Kamisan seri 9 ini adalah Mengembalikan Peradaban Banten dari Kampung Tirtayasa.
Hadir dalam kesempatan tersebut dua narasumber, Lili Romli Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Banten sekaligus putra daerah kelahiran Pontang dan Ade Jaya Suryani, Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten dan penulis buku Perempuan Banten Pergi Ke Arab.
Kegiatan ini secara umum bertujuan untuk membangun komitmen dalam peningkatan kapasitas dan menjadi wahana saling belajar antar anggota SMS yang terdiri dari berbagai Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Kabupaten Serang.
Lili dalam paparannya menyampaikan jika ia sangat emosional saat berbicara tetang Pontang, Tirtayasa dan Tanara (Pontirta). Bagaimana tidak Lili lahir dan tumbuh dari seorang orang tua yang bekerja sebagai petani dan meyaksikan betapa masyarakat Pontirta menderita. Lili berharap pemerintah dapat secara aktif memberi perhatian khusus kepada daerah tersebut sebagai salah satu tempat bersejarah yang pernah ada di bumi Banten.
“Saya sangat berharap kita bisa melakukan sesuatu untuk Pontirta, saya ingin berterimakasih kepada PATTIRO Serang dan Pengurus Daerah Áisyiyah Kab. Serang yang sudah mau dan berinisiatif mengembalikan Pontrirta agar berkemajuan keluar dr kemiskinan.”Imbuh Lili, karena menurutnya sejak kehancuran di abad ke-17 hingga abad ke 21 saat ini nasib Pontirta masih kelam.
Ade Jaya menambahkan melalui hasil temuan risetnya yang ia tulis dalam buku Perempuan Pergi Ke arab, kelamnya Tirtayasa diperparah dengan perginya orang-orang dari wilayah tersebut untuk mencari penghidupan, bahkan perempuan-perempuan pergi hingga ke arab Saudi untuk menjadi pembantu.
“Dalam data yang saya peroleh Kabupaten Serang dalam hal ini Pontang, Tanara, dan Tirtayasa menjadi pemasok TKW peringkat 15 se- Indonesia. Mereka pergi karena merasa di kampungnya tak bisa lagi memberi mereka harapan.”
Yayat, seorang peserta membenarkan bahwa di kampungnya sudah sedikit anak-anak muda yang mau menggarap sawah, mereka tidak mau menjadi petani dan lebih tertarik mengadu nasib di negeri Arab.”imbuhnya dalam kolom komentar.
Muslih Amin Field Coordinator USAID Madani Serang menguatkan bahwa agenda kamisan ini merupakan ikhtiar bersama dalam mewujudkan Tirtayasa masa depan melalui pembenahan tatakelola dana desa melalui penguatan desa Piloting dengan mebuat sebuah wahana belajar bersama Bernama Madrasah Anggaran Warga (Mawar) Desa.
“Kegiatan ini diharapkan dapat Meningkatkan peluang sinergi, kolaborasi, dan Kerjasama dengan para pihak dalam mensukseskan pemodelan penguatan pembangunan dan pemberdayaan di lokasi pemodelan Tirtaysa dan Pontang.”
Total peserta dalam pertemuan ini adalah sebanyak 30 orang secara daring dari unsur anggota Simpul Madani Serang, aktivis, mahasiswa, akademisi, guru, birokrat reform, dan masyarakat umum. (Aji)
Regional
Redaksi
Made With ❤ CopyrightⒸ2022 Cadasbanten.co.id